Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang
ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi
tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu
rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih dan
sebaliknya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang
bisa kita lakukan.
Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah
kita lakukan itu berupa kebaikan.
Karenanya, tidak usah heran, seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas
adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan dahsyat. Sungguh ia tidak akan
kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan.
Apalagi kedahsyatan seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas?
Pada suatu hari datang kepada seorang ulama dua orang akhwat yang mengaku
baru kembali dari kampung halamannya di kawasan Jawa Tengah. Keduanya
kemudian bercerita mengenai sebuah kejadian luar biasa yang dialaminya
ketika pulang kampung dengan naik bis antarkota beberapa hari sebelumnya.
Di tengah perjalanan bis yang ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan
dengan dahsyatnya. Seluruh penumpang mengalami luka berat. Bahkan para
penumpang yang duduk di kursi-kursi di dekatnya meninggal seketika dengan
bersimbah darah. Dari seluruh penumpang bis tersebut hanya ada dua orang
yang selamat, bahkan tidak terluka sedikitpun. Mereka itu, ya kedua akhwat
itulah. Keduanya mengisahkan kejadian tersebut dengan menangistersedu-sedu
penuh syukur.
Mengapa mereka ditakdirkan Allah selamat tidak kurang suatu apa? Menurut
pengakuan keduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya ketika itu,
yakni ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan
selama dalam perjalanan selalu melafazkan dzikir.
Sahabat, tidaklah kita ragukan lagi, bahwa inilah sebagian dari fadhilah
(keutamaan) bersedekah. Allah pasti menurunkan balasannya disaat-saat
sangat dibutuhkan dengan jalan yang tidak pernah disangka-sangka.
Allah Azza wa Jalla adalah Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada
semua hamba-Nya. Bahkan terhadap kita yang pada hampir setiap desah nafas
selalu membangkang terhadap perintah-Nya pada hampir setiap gerak-gerik
kita tercermin amalan yang dilarang-Nya, toh Dia tetap saja mengucurkan
rahmat-Nya yang tiada terkira.
Segala amalan yang kita perbuat, amal baik ataupun amal buruk, semuanya
akan terpulang kepada kita. Dengan demikian juga jika kita berbicara soal
harta yang kini ada dalam genggaman kita dan kerapkali membuat kita lalai
dan alpa. Demi Allah, semua ini datangnya dari Allah yang Maha Pemberi
Rizki dan Mahakaya. Dititipkan-Nya kepada kita tiada lain supaya kita
beramal dan bersedekah dengan sepenuh keikhlasan semata-mata karena Allah.
Kemudian pastilah kita akan mendapatkan balasan pahala daripada-Nya, baik
ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak.
Dari pengalaman konkrit kedua akhwat ataupun kutipan hadist seperti
diuraikan terdahulu, dengan penuh keyakinan kita menangkap bukti janji
Allah dan Rasul-Nya, bahwa sekecil apapun harta yang disedekahkan dengan
ikhlas niscaya akan tampak betapa dahsyat balasan dari-Nya.
Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang
ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi
tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu
rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih dan
sebaliknya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang
bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah
kita lakukan itu berupa kebaikan.
Karenanya, tidak usah heran, seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas
adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan dahsyat. Sungguh ia tidak akan
kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan.
Apalagi kedahsyatan seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas?
Pada suatu hari datang kepada seorang ulama dua orang akhwat yang mengaku
baru kembali dari kampung halamannya di kawasan Jawa Tengah. Keduanya
kemudian bercerita mengenai sebuah kejadian luar biasa yang dialaminya
ketika pulang kampung dengan naik bis antarkota beberapa hari sebelumnya.
Di tengah perjalanan bis yang ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan
dengan dahsyatnya. Seluruh penumpang mengalami luka berat. Bahkan para
penumpang yang duduk di kursi-kursi di dekatnya meninggal seketika dengan
bersimbah darah. Dari seluruh penumpang bis tersebut hanya ada dua orang
yang selamat, bahkan tidak terluka sedikitpun. Mereka itu, ya kedua akhwat
itulah. Keduanya mengisahkan kejadian tersebut dengan menangistersedu-sedu
penuh syukur.
Mengapa mereka ditakdirkan Allah selamat tidak kurang suatu apa? Menurut
pengakuan keduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya ketika itu,
yakni ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan
selama dalam perjalanan selalu melafazkan dzikir.
Sahabat, tidaklah kita ragukan lagi, bahwa inilah sebagian dari fadhilah
(keutamaan) bersedekah. Allah pasti menurunkan balasannya disaat-saat
sangat dibutuhkan dengan jalan yang tidak pernah disangka-sangka.
Allah Azza wa Jalla adalah Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada
semua hamba-Nya. Bahkan terhadap kita yang pada hampir setiap desah nafas
selalu membangkang terhadap perintah-Nya pada hampir setiap gerak-gerik
kita tercermin amalan yang dilarang-Nya, toh Dia tetap saja mengucurkan
rahmat-Nya yang tiada terkira.
Segala amalan yang kita perbuat, amal baik ataupun amal buruk, semuanya
akan terpulang kepada kita. Dengan demikian juga jika kita berbicara soal
harta yang kini ada dalam genggaman kita dan kerapkali membuat kita lalai
dan alpa. Demi Allah, semua ini datangnya dari Allah yang Maha Pemberi
Rizki dan Mahakaya. Dititipkan-Nya kepada kita tiada lain supaya kita
beramal dan bersedekah dengan sepenuh keikhlasan semata-mata karena Allah.
Kemudian pastilah kita akan mendapatkan balasan pahala daripada-Nya, baik
ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak.
Dari pengalaman konkrit kedua akhwat ataupun kutipan hadist seperti
diuraikan terdahulu, dengan penuh keyakinan kita menangkap bukti janji
Allah dan Rasul-Nya, bahwa sekecil apapun harta yang disedekahkan dengan
ikhlas niscaya akan tampak betapa dahsyat balasan dari-Nya.
Inilah barangkali mengapa Rasulullah menyerukan kepada para sahabatnya yang
tengah bersiap hendak pergi menuju medan perang Tabuk, agar mengeluarkan
infaq dan sedekah. Apalagi pada saat itu Allah menurunkan ayat tentang
sedekah kepada Rasulullah SAW.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji Allah melipatgandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui” demikian firman-Nya (QS. Al Bagarah[2]:261)
Seruan Rasulullah itu seketika disambut oleh Abdurahman bin Auf dengan
menyerahkan empat ribu dirham seraya berkata,”Ya Rasulullah harta milikku
hanya delapan ribu dirham. Empat ribu dirham aku tahan untuk diri dan
keluargaku, sedangkan empat ribu dirham lagi aku serahkan di jalan Allah.”
“Allah memberkahi apa yang engkau tahan dan apa yang kauberikan,” jawab
Rasulullah.
Kemudian datang sahabat lainnya, Usman bin Affan.
“Ya Rasulullah, saya akan melengkapi peralatan dan pakaian bagi mereka yang
belum mempunyainya,” ujarnya.
Adapun Ali bin Ali Thalib ketika itu hanya memiliki empat dirham. Ia pun
segera menyedekahkan satu dirham waktu malam, satu dirham saat siang hari,
satu dirham secara terang-terangan dan satu dirham lagi secara diam-diam.
Mengapa para sahabat begitu antusias dan spontan menyambut seruan
Rasulullah tersebut ? Ini tiada lain karena yakin akan balasan yang
berlipat ganda sebagaimana telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Medan
perang adalah medan pertaruhan antara hidup dan mati. Kendati begitu para
tidak ada yang tidak mendambakan mati syahid di medan perang karena mereka
yakin apapun yang terjadi pasti akan sangat menguntungkan mereka. Sekiranya
gugur di tangan musuh, surga Jannatu na’im telah siapmenanti para hamba
Allah yang selalu siap berjihad fi sabilillah. Sedangkan andaikata selamat
dapat kembali kepada keluarga pun, pastilah dengan membawa kemenangan bagi
Islam agama yang haq !
Lalu, apa kaitannya dengan memenuhi seruan untuk bersedekah? Sedekah adalah
penolak bala, penyubur rizki. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya
hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah!
Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang
disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Allah sendiri membuat sejumlah
perbandingan, sebagaimana tersurat dalam sebuah hadist yang diriyatkan Anas
bin Malik, seperti yang dikemukakan di awal tulisan ini.
Aa Gym.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar