Sabtu, 18 Agustus 2012

Salam-salaman di hari Lebaran…


 

Hai dear,
mumpung doyan nulis ni, sambil setengah nyontek gakpapa kan. Pasti teman2 tau apa itu Minal aidin wal faidzin bukan? Soal diluar kepala dong… well, kali ini aku mau mengulas soal kalimat ini nih… check it in…
Sepertinya “Minal ‘aidin wal faizin” sudah tak asing lagi terucap pada setiap Idhul Fitri di Indonesia.
But, ternyata tak sedikit pula orang yang mengira bahwa “Minal ‘aidin wal faizin”itu berarti “mohon maaf lahir dan batin”, terbukti dengan banyaknya rekan yang bersalaman saat menjelang liburan sambil mengatakan “minal ‘aidin wal faizin yaa”,.. ada yang menyingkat “minal ‘aidin yaa”,.. bahkan ada pula yang lebih hemat lagi, “minal yaa…(cabe dech ), Sementara teman yang disalami menjawab “sama-sama”..
Kadang teman satu mengingatkan yang lain “Eh,.. kamu sudah minal ‘aidin ke pak Direktur belum?”…… temannya pun menjawab, “Oh iya, hampir lupa, bentar lagi aku juga mau minal ke pak Direktur”…(terminal kalee…)
Entah sengaja atau tidak, kiranya berbagi soal “Minal ‘aidin wal faizin” itu perlu dilakukan agar saudara kita tidak terlanjur berbuat sesuatu tanpa mengerti apa yang mereka lakukan.
Ucapan “Minal ‘aidin wal faizin”itu sebenarnya tidak pernah dicontohkan Rosulullah pada setiap Idhul Fitri.
Pada Idhul Fitri Rasulullah biasa mengucapkan “taqabbalallahu minna wa minkum (semoga Allah menerima aku dan kalian) kepada para sahabat. Maksudnya menerima pada ucapan itu adalah menerima segala amal dan ibadah kita di bulan Romadlon.
Kemudian beberapa shahabat menambahkan ucapan “shiyamana wa shiyamakum (puasaku dan puasa kalian)”. Jadi tambahan “shiyamana wa shiyamakum” itu bukan dari Rosulullah, melainkan dari para sahabat.
“Minal ‘aidin”
artinya “dari golongan yang kembali”. Sedangkan “wal faizin” artinya “dan golongan yang menang”.
Dengan demikian, makna ucapan itu kemungkinan adalah semoga kita termasuk golongan yang kembali (maksudnya kembali pada fitrah), dan semoga kita termasuk golongan yang meraih kemenangan.
Ied berasal dari masdar atau kata dasar “‘aada”=kembali.
Analisis singkat asal kata “‘Aidin” dan “Faizin”
“‘Aid”
itu isim fa’il (pelaku) dari “‘aada” (masdar/kata kerja yg berarti “kembali”).
“‘Aidin”
atau “‘Aidun” itu bentuk jamak (plural) dari ‘aid, yang artinya “yang kembali”.
Mungkin maksudnya adalah “kembali kepada fitrah” (“kembali berbuka”) setelah berjuang dan mujahadah selama sebulan penuh menjalankan puasa.
‘aada
= ia telah kembali (fi’il madhi).
Ya’uudu
= ia tengah kembali (fi’il mudhori)
‘audat
= kembali (kata dasar)
‘ud
= kembali kau! (fi’il amr/kata perintah)
‘aid
= ia yang kembali (isim fa’il).
“‘Faizin”
itu juga isim fa’il dari “faaza” (past tense/ bentuk lampau) yang artinya “sang pemenang”.
Urutannya seperti ini:
Faaza
= ia [telah] menang (past tense)
Yafuuzu
= ia [sedang] menang (present tense)
Fauzan
= menang (kata dasar).
Fuz
= menanglah (fi’il amr/kata perintah)
Fa’iz
= yang menang.
‘Aid
(yang kembali) dan Fa’iz (yang menang) bisa dijamakkan menjadi ‘Aidun dan Fa’izun.
Karena didahului “Min” huruf jar, maka Aidun dan Faizun menyelaraskan diri menjadi “Aidin” dan “Faizin”.
Maka lengkapnya “Min Al ‘Aidin wa Al Faizin”.
Agar lebih mudah membacanya, kita biasa menulis dengan “Minal Aidin wal Faizin”.
“Min”
artinya “dari”. Sebagaimana kita ketahui, kata “min” (dari) biasa digunakan untuk menunjukkan kata keterangan waktu dan tempat.
Contoh:
‘Dari’ pagi hingga malam;
‘Dari’ Sabang sampai Merauke.
“Min”
pada ungkapan Min al ‘aidin wal faizin tadi menunjukkan kata “sebagian”
(lit-tab’idh)
.
Berdasarkan analisis singkat tersebut, secara harfiyah, “minal ‘aidin wal faizin” berarti BAGIAN DARI ORANG-ORANG YANG KEMBALI DAN ORANG-ORANG YANG MENANG.

Dengan demikian, ungkapan “Minal ‘Aidin wal faizin” tidak ada hubungannya dengan “Mohon maaf lahir dan bathin”.
Sekarang kita dah tau kan, anyway buat kalian yang dapet salam gitu, ya ditambahkan lagi dong untuk memperjelas kembali, yaitu bilang Maaf lahir bathin ya… emang sich gak ada salahnya, tapi at least kita bisa mengubahnya dari diri kita sendiri dulu…octreee…

4 komentar: